Pembangunan Masjid
Masjid adalah bangunan yang terikat aturan. Aturan sebuah sistem yang terdiri dari sub sistem-sub sistem. Masjid juga sebagai sarana kegiatan sosial, budaya, ekonomi umat. Dalam menghadapi pengembangan serta perluasan yang kesemuanya memerlukan perawatan yang sesuai dan teknis sifatnya. Ir. Nandang Sholihin, perancang masjid YAMP mengemukakan bahwa masjid merupakan bangunan yang terikat oleh aturan-aturan sebuah sistem yang terdiri atas subsistem-subsistem di dalamnya. Dalam konteks masjid YAMP, Nandang mengemukakan ada 7 subsistem yang diterapkan dalam pembangunannya, yakni:
- Ide / Gagasan
Masjid YAMP berangkat dari gagasan yang lahir dari Pak Harto yang prihatin mendapati rakyatnya yang muslim sangat ingin memiliki masjid sebagai tempatnya beribadah, namun karena keterbatasan biaya hal itu sulit diwujudkan mereka sendiri.
Sebagai penguasa muslim yang saleh Pak Harto berkehendak membangunkan masjid tersebut, tetapi dengan semangat menghormati dan melanjutkan syiar Islam yang telah dijalankan oleh para walinya di Indonesia sekaligus meletakkan masjid itu dalam plafform cita-cita peradaban Indonesia yang berlandasan pada Pancasila.
Masjid dibangun dalam semangat kegotong royongan yang disebut Pak Harto berasal dari filsafah sapu lidi, dimana ia mengajak rakyatnya (khususnya para pegawai negeri sipil dan militer yang muslim) untuk bersama-sama bersedekah guna membiayai pembangunan masjid-masjid itu.
- Studi Kelayakan
Perancang masjid yang dipercaya oleh YAMP melakukan serangkaian studi kelayakan terkait berbagai aspek pembangunan masjid tersebut, baik dari sisi syari;ah maupun teknologi maju, serta penekanan ekonomi maupun kultural dari masjid yang hendak dibangun di seluruh Indonesia.
Studi kelayakan sampai pada kesimpulan bahwa masjid yang kelak dibangun hendaknya mengacu kepada masjid para wali yang banyak dibangun sebelumnya dengan pendekatan teknologi yang modern. Masjid dibangun menggunakan teknologi maju, berbahan baku terbaik, mengutamakan efektivitas dan efesiensi dalam pembangunannya, dengan mengingat lokasi pembangunan tersebar dari pusat kota sampai daerah terpencil.
- Perancangan
Hasil studi kelayakan dimaksud selanjutnya dituangkan dalam bentuk perancangan distudio yang menghasilkan gambar rancangan masjid YAMP yang seragam dengan tiga jenis tipe yakni tipe 15, tipe 17 dan tipe 19.
- Pengadaan
Dalam melakukan pengadaan bagi pembangunan masjid pihak YAMP secara terbuka memberi kepada para pengusaha Untuk dapat memperoleh pekerjaan dengan standar mutu dan harga terbaik. Berbagai jenis bahan baku seperti konstruksi baja, genteng, hingga jendela & kusen dan prasasti dilakukan tender secara khusus.
- Konstruksi
Pembangunan masjid dilakukan segera setelah proses administrasi masjid, termasuk rekomendasi dan perijinan dari pemerintah, diterbitkan. Dalam hal ini, pembangunan dilakukan menggunakan tenaga kerja dari daerah sekitar masjid dengan tetap dalam kontrol mutu dari YAMP.
- Test/ Comm
Dilakukan pengujian dan verifikasi atas pembangunan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen dan indikator yang tertentu oleh pihak YAMP. Pengujian dan verifikasi ini dimaksudkan untuk memastikan mutu bangunan masjid YAMP sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan perancangan.
- Bionomik
Pada masa selanjutnya pembangunan masjid mengikuti subsistem bionomik dimana perkembangan masjid mengacu atau sangat ditentukan oleh interaksinya dengan lingkungannya maupun pemanfaatannya pada masa-masa berikutnya. Hal ini penting, mengingat masjid dalam waktu ke depan mengalami pertumbuhan seperti perluasan, perbaikan, bahkan pergantian bahan karena usia atau karena sesuatu hal.
Masih menurut Ir. Nandang Sholihin, bangunan masjid YAMP diproyeksikan mampu bertahan dan kokoh melampaui usia seratus tahun. Demikian pula, lahan yang sengaja tidak dihabiskan untuk bangunan masjid dimaksudkan agar pada suatu saat masjid ini hendak diperluas, tidak mengalami kesulitan. Termasuk bila hendak membangun fasilitas-fasilitas kemaslahatan lainnyan. Hanya saja, ia berharap bahwa bentuk cungkup masjid beserta memolo Pancasila pada struktur atas masjid hendaknya tetap dipertahankan sebagai identitas masjid YAMP.
Nandang juga berpesan agar dalam setiap renovasi yang dilakukan para pengelola masjid YAMP tetap mempertimbangkan berbagai aspek arsitektural masjid YAMP yang ramah lingkungan dan kuat berakar pada tradisi Nusantara.